Setiap pilihan itu pasti mempunyai keuntungan dan resikonya masing masing. Keuntungan menjadi seorang karyawan antara lain,
bisa mendapatkan gaji tetap, ada tambahan tunjangan pensiun, serta
memiliki status sosial di masyarakat karena jabatan yang dimiliki
sebagai seorang karyawan di perusahaan tertentu.
Meskipun demikian, bukan berarti menjadi seorang karyawan tidak memiliki
resiko. Karyawan juga memiliki resiko yang sewaktu-waktu menghadang,
walaupun tidak sebesar resiko pelaku usaha. Misalnya saja resiko terkena
PHK, penghasilan yang pas-pasan, serta terikat dengan peraturan
perusahaan.
Resiko lain yang sering terjadi pada karyawan yaitu munculnya kejenuhan
atau stress kerja karena tugas atau pekerjaan mereka sehari-hari. Selain
itu menjadi seorang karyawan juga menyita banyak waktu, karena karyawan
harus bekerja sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan
perusahaan.
Lain halnya dengan kita menjadi seorang
pengusaha, pekerjaan seorang pengusaha tidak dibatasi oleh waktu maupun
aturan. Dengan menjadi seorang pengusaha, kita bisa bebas menentukan
pola kerja, bebas menentukan peluang usaha yang sesuai dengan minat dan
bakat, bebas menentukan target pendapatan yang diinginkan, serta bebas
menentukan kebijakan yang terbaik bagi usaha.
Namun dibalik banyaknya keuntungan yang diperoleh, menjadi seorang
pengusaha juga memiliki resiko yang tidak sedikit. Misalnya resiko
penghasilan yang tidak tetap, ada kalanya untung besar namun ada kalanya
pula harus rugi karena omset usaha menurun. Disamping itu, menjadi
seorang pengusaha sukses juga tidak mudah, karena tidak ada jaminan
pasti bahwa semua orang yang memulai usaha bisa sukses. Butuh modal dan
strategi bisnis yang matang untuk memenangkan persaingan pasar yang ada,
karena dalam dunia bisnis persaingannya sudah sangat ketat.
Menjadi seorang karyawan maupun menjadi seorang pengusaha,
masing-masing memiliki keuntungan dan resiko yang berbeda. Ada sebagian
orang yang berani mengambil resiko dengan memilih menjadi seorang
pengusaha, tapi ada juga sebagian orang yang belum berani mengambil
resiko dan memilih posisi aman dengan menjadi seorang karyawan.
Jadi jika saya diberi pilihan lebih memilih menjadi karyawan atau
pengusaha, jawaban saya adalah untuk sekarang ini saya lebih memilih
untuk menjadi seorang karyawan. Karena untuk menjadi seorang pengusaha
kita membutuhkan modal yang cukup untuk memulai suatu usaha yang akan
kita jalani.
1
Pilih Karyawan atau Pengusaha?
Read More ...
Makna Sukses
Perubahan
kearah yang baik adalah menuju kesuksesan yang merupakan dambaan setiap
orang, namun ada kalanya tidak semua perubahan itu berjalan dengan
mulus seperti apa yang dicita-citakan oleh setiap orang. Setiap
kesuksesan yang terjadi pastilah diawali dengan kegagalan dan rintangan
yang dihadapi yang semua itu adalah cobaan-cobaan agar orang tersebut
sudah tahan dengan kegagalan tersebut.
Makna dari sukses itu adalah suatu
impian atau tujuan yang kita inginkan telah tercapai dengan usaha dan
kerja keras yang dijalani dalam hidupnya dalam mencapai kesuksesan dan
keinginan tersebut berupa hal yang positif baik untuk diri sendiri dan
orang lain dan bisa disebut sukses apabila kesuksesan itu bermanfaat
bagi orang lain disekitar kita, kesuksesan itu tidak hanya berupa
materi, tapi kesuksesan itu bisa berupa non materi. Tidak hanya dari
pengertian itu saja makna dari kata sukses, semua orang pasti mempunyai
pengertian dan pendapat yang berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa
sukses itu berawal dari mimpi, sukses itu selalu bermula dari proses
belajar, sukses itu pengembangan diri yang bisa diumpamakan “Tiada
kesuksesan tanpa melalui proses pengembangan potensi diri”, sukses itu
adalah proses bukan hasil, sukses itu sebuah perjalanan bukan tujuan,
sukses adalah penggunaan maksimal segenap potensi, bakat dan kemampuan,
sukses itu cukup sedikit diatas rata-rata dan masih banyak pendapat
lainnya. Jadi apapun arti sukses menurut pendapat orang yang
berbeda-beda, yang jelas sukses yang ditetapkan dan akan diraih haruslah
memiliki nilai dan berkah serta manfaat ke sebanyak mungkin orang.
Karena jika tidak, maka sukses yang diraih hanya akan menjadi bumerang
jika tidak dibarengi dengan pengembangan diri yang terus menerus.
Adapun
makna kata sukses adalah apabila seseorang dapat menggapai
cita-citanya, tidak harus ilmu atau pun yang berhubungan dengan harta,
tapi bisa juga yang lainnya, seperti: kita dapat menggapai cita-cita
kita untuk membahagiakan orang tua. Seseorang dapat dikatakan sukses
bila dia dapat berguna bagi orang lain, bila dia dapat membahagiakan
orang lain, tidak egois, mempunyai jiwa sosial yang tinggi pula, dan
jika berpikir lebih dalam lagi makna sukses sebenarnya adalah jika
pemahaman tentang sukses oleh diri kita dengan kehendak Allah telah
seiring dan sejalan, orang yang menerima hidup apa adanya, menerima
segala tantangan, kokoh pada prinsipnya, mampu beradaptasi, maka
hendaknya kesuksesan itu bukanlah sesuatu yang hanya bersifat pada
duniawi saja, tetapi harus juga menyertakan aspek surgawi dalam membuat
ukuran satu kesuksesan dan hingga pada akhirnya ia meraih kesuksesan
dari semua itu dapat disebut juga sebagai orang yang sukses, walaupun
mungkin kenyataan yang diperoleh justru malah sebaliknya (gagal,
walaupun sudah berusaha) ia juga dapat dikatakan sebagai orang yang
sukses atau mungkin lebih tepatnya adalah pribadi yang sukses.
Dari
makna sukses pun ada hal negatif dan hal positif, berikut beberapa hal
negatif akibat dari kesuksesan yaitu lupa akan jasa-jasa yang pernah
membantu mereka dalam mencapai kesuksesan, lupa akan sang pencipta yaitu
Allah dalam bersyukur atas impian dan tujuannya yang telah tercapai,
kesuksesannya tidak bermanfaat atau tidak dapat membantu orang lain
melainkan hanya untuk kepuasan diri sendiri, dan lain-lain. Adapun hal
positif kesuksesan yaitu bersyukur atas apa yang dicapai dalam menggapai
impian dan tujuan hidupnya kepada sang pencipta, kesuksesan tersebut
dapat membantu orang lain sehingga bermanfaat dan lain-lain. Menggapai
kesuksesan itu memerlukan kesabaran dan perjuangan beserta doa,
menggapai sukses itu harus baik dipandang orang lain maupun Allah,
sehingga timbul kejujuran dalam menggapai tujuan yang diinginkan, maka
tidak ada kata putus asa dalam meraih kesuksesan.
Read More ...
Artikel Ekonomi Kerakyatan
Sebagian masyarakat Indonesia hidup
pada posisi menengah ke bawah. Tidak usah menyebut angka, tetapi
sebagian besar orang sudah mengakui. Yang disebut menengah, artinya
dalam posisi hidup di tengah, disebut kaya dia tidak miskin, disebut
miskin dia juga tidak kaya. Menengah ke atas bolehlah disebut agak kaya,
karena kenikmatan hidup boleh dibilang sejahtera. Dia tidak perlu
ngutang sana ngutang sini guna mengisi kebutuhan sehari-harinya.
Kalaupun ngutang, sudah terencana agar bisa memercepat penampilan demi
gengsi. Bagi menengah ke bawah, kenikmatan hidup sering dipaksakan agar
tercapai tingkat harga diri agar tidak disebut miskin. Ada juga dari
kalangan ini "memiskinkan diri" agar memperoleh bantuan pemerintah, baik
berupa beras raskin, bantuan langsung tunai, beasiswa sekolah maupun
berbagai dana non pemerintah yang mungkin menghampirinya.
Ekonomi kerakyatan adalah sistem
ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi
rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan
oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola
sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang
selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama
meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dan
sebagainya, yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Ekonomi Kerakyatan merupakan benteng Ekonomi Indonesia disamping untuk
mendukung kemadirian bangsa dan ketahanan bangsa dari “jajahan” bangsa
asing di Era Super Modern.
Secara ringkas Konvensi ILO169
tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi
tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam
mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam
mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas
ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain
pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan
lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan
dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan
pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan
untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri.
Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan
masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan
ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara
negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan.
Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara
negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di
sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari
pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat
paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat
menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di
kebanyakan negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial
ekonomi semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan
berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan yang bertumpu pada
pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan prioritas,
tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang
berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan
yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa
konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan
lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM
(alm) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system
ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan
pemihakan sungguh – sungguhpada ekonomi rakyat Dalam praktiknya,
ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring
(network) yang menghubung-hubungkan sentra-sentra inovasi, produksi dan
kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi
informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara
dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai
suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing
dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan
sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh
lembaga-lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem
kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa
dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala
Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan
harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah
terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan
efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan
jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra kemandirian
ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar
dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli.
Berkaitan
dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya
berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan
harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda
pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda
tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik
masuk (entry point) bagi terselenggarakannya sistem ekonomi kerakyatan
dalam jangka panjang = Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan
tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam
segala bentuknya, Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan
mekanisme, persaingan yang berkeadilan (fair competition), Peningkatan
alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah,
Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani
penggarap, Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam
berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Yang
perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi
kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada
paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu
pada dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi,
melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan,
usaha pertanian rakyat serta peran koperasi sejati, yang diharapkan
mampu berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi
pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat
merupakan
strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran
orang seorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap
kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang
paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi
mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling
miskin dan tertinggal.
Yang
menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten
sampai ke tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan
alat control birokrasi terhadap masyarakat. Tidak mungkin ekonomi
kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan politik di
tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat
juga tidak terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk
itu mesti tercipta iklim politik yang kondusif bagi pengembangan ekonomi
rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai dengan
pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif
dan partisiporis di tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan
birokrasi kampung dan Distrik agar memenuhi kebutuhan pembangunan
rakyat.
Read More ...
PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA (ERA DULU DAN SEKARANG)
Sangat terlihat jelas indonesia pada saat era dulu dan sekarang, era dulu itu indonesia masih dalam proses kemerdekaan dan belum mengenal teknologi masih memakai sistem barter belum mengenal yang nama nya uang. Kalau jaman sekarang itu jelas mengalami kemajuan yang sangat pesat terhadap era dulu: mengalami kemajuan teknologi yang semakin canggih, sudah mengenal uang , dan sudah merdeka juga negaranya. Tapi dibalik semua ini pada sekarang ini banyak sekali hal-hal yang buruk terhadap kemajuan bangsa ini misalnya banyaknya korupsi terhadap suatu bangsa, hubungan seksual, dan lain-lain yang membuat nama baik negara indonesia ini memburuk. Maka dari itu kita sebagai mahasiswa harus memberi contoh yang baik terhadap negara.
Peran pemuda sebagai kemajuan suatu bangsa adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri. Kewajiban pemuda pada awalnya adalah mengembangkan diri dengan cara menuntut ilmu, bersosialisasi, kemudian menyerap sebanyak-banyaknya inspirasi dari orang lain. Hal tersebut dilakukan melalui pendidikan formal sejak dini, ditambah dengan pendidikan informal yang diberikan oleh orang tua dan lingkungan sekitar. Dalam proses pengembangan diri tersebut, terbentuklah pola pikir akibat masukan yang diterima dari berbagai arah. Semakin dewasa seseorang, pola pikirnya tersebut akhirnya menjadi suatu prinsip hidup. Saat seorang pemuda telah menjadi orang yang dapat menentukan yang benar dan yang salah, saat itulah perannya sebagai kemajuan bangsa dimulai.
Pemuda dalam mahasiswa memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam berjalannya pemerintahan negara. Selain terus mengembangkan diri pada bidang ilmunya masing-masing, mahasiswa juga dijadikan tumpuan masyarakat untuk menjadi pengawas pemerintah dalam menjalankan roda kekuasaan negara. Mahasiswa dianggap: kaum intelektual karena mempunyai pendidikan yang tinggi, sedangkan tidak semua orang sanggup dan mampu mencapainya peduli, karena untuk sebagian besar kaum intelektual yang ada di negara, hanya mahasiswa yang mampu merasakan dan mengimplementasikan kepeduliannya langsung kepada masyarakat dan negara idealis, karena belum ditunggangi oleh kepentingan golongan manapun, dan dianggap masih memiliki pemikiran terbuka dan lurus semata-mata demi kepentingan orang banyak. Mahasiswa juga harus mempersiapkan dirinya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, kritik mahasiswa kepada pemerintahan saat ini harus ditanamkan ke diri mahasiswa itu sendiri, agar persoalan yang sama tidak terjadi lagi di masa depan – saat para mahasiswa menjadi pemangku kebijakan negara. Misalnya pada saat kenaikan BBM kemaren, mahasiswa melakukan demo agar bisa menurunkan harga bbm tersebut. Komitmen untuk memperbaiki negara tidak hanya usai sampai kritik dan protes ke pemerintah saja, idealisme juga harus dijunjung setinggi-tingginya, hingga nanti mahasiswa siap terjun langsung untuk memangku kebijakan. Mahasiswa tidak boleh hanya memikirkan kepentingan pribadi dan keluarganya saat ia terjun ke masyarakat nanti. Karena bila ia hanya mementingkan perutnya sendiri, jabatan krusial di pemerintahan negara nantinya akan dikuasai oleh orang-orang tak berpendidikan – boneka penguasa italis untuk memenuhi kerakusan golongannya. Selain itu, lewat disiplin ilmunya, para mahasiswa juga harus bahu-membahu memajukan negara.
Saat ini, saya masih dalam tahap mengembangkan diri sekaligus terus menyadarkan diri bahwa tanggung jawab mahasiswa untuk memajukan bangsa begitu besar. Terlebih lagi, saya yang mahasiswa perguruan tinggi menggunakan uang masyarakat Indonesia untuk mengenyam pendidikan perguruan tinggi. Banyak pemuda lainnya yang tidak berhasil berkuliah di tempat saya berkuliah, dan lebih banyak lagi masyarakat yang tidak mampu untuk mengecap pendidikan seperti yang telah saya dapat selama ini. Tanggung jawab yang sangat besar itu saya resapi sepenuhnya, kemudian saya jadikan pedoman dan idealisme hidup. Ya, bahwa saya berhutang besar pada masyarakat dan harus mengabdikan diri bagi kemajuan bangsa ini. Saya juga sering berdiskusi dan saling menginspirasi tentang tanggung jawab mahasiswa sesungguhnya dengan teman-teman satu jurusan di kampus.
Untuk langkah yang lebih baik, sejauh ini saya belum melakukan hal yang mencoreng nama baik, selain berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan di himpunan jurusan atau kampus. Saya pernah mengikuti pengabdian masyarakat, kunjungan panti asuhan, atau kritik pemerintah dalam bentuk aksi, tapi selain itu hanya sebatas diskusi. Dan saya juga mengikuti seminar-seminar yang ada di kampus agar bisa menambah wawasan terhadap kemajuan bangsa pada saat ini. Karena kita sebagai mahasiswa ini tugasnya yaitu penerus bangsa agar bisa memajukan negara ini menjadi lebih baik.
Read More ...
BAB 4. PENDAPATAN NASIONAL, PERTUMBUHAN, DAN STRUKTUR EKONOMI
4.1 KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
Istilah “pendapatan nasional” dapat berarti sempit dan berarti luas. Dalam arti sempit, “pendapatan nasional” adalah terjemahan langsung dari national income. Sedangkan dalam arti luas “pendapatan nasional” dapat merujuk ke Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP); atau merujuk ke Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP); Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP); atau merujuk ke Pendapatan nasional (PN) alias National Income (NI).
4.1.1 METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Penghitungan pendapatan nasional indonesia dimulai dengan Produk Domestik Bruto. PDB itu sendiri, sebagaimana diketahui, dapat dihitung atau diukur dengan 3 macam pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran.
Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Unit-unit produksi secara garis besar menjadi 11sektor atau lapangan usaha yaitu pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas, dan air minum; bangunan; perdagangan; pengangkutan dan komunikasi; bank dan lembaga keuangan lainnya; sewa rumah; pemerintahan; jasa-jasa.
Menurut pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun. Balas jasa produksi meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Oleh sebab itu PDB menurut pendekatan pendapatan merupakan penjumlahan dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha.
Menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir, meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan, pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok, pengeluaran konsumsi pemerintah, ekspor neto (yaitu ekspor dikurangi neto) dalam jangka waktu setahun.
4.1.2 METODE PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN RILL
PDB, PNB, PNN, dan PN secara umum disebut agregat ekonomi, maksudnya angka besaran total yang menunjukkan prestasi ekonomi suatu negara. Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi rill, terlebih dahulu harus dihilangkan pengaruh perubahan harga yang melekat pada angka-angka agregat ekonomi menurut harga berlaku (current price), sehingga terbentuk angka agregat ekonomi menurut harga konstan (constant prices). Ada 3 metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut harga konstan yaitu metode revaluasi, metode ekstrapolasi, dan metode deflasi.
Metode revaluasi dilakukan dengan cara menilai produksi masing-masing tahun dengan harga tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar. Metode ekstrapolasi dilakukan dengan cara memperbarui (updating) nilai tahun dasar sesuai dengan indeks produksi atau tingkat pertumbuhan rill dari tahun sebelumnya. Metode deflasi dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing tahun dengan harga relatif yang sesuai.
4.1.3 METODE PENGHITUNGAN NILAI TAMBAH
Nilai tambah (added value) adalah selisih antara nilai akhir (harga jual) suatu produk dengan nilai bahan bakunya. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga konstan terdapat 4 macam cara yaitu metode deflasi ganda, metode ektrapolasi langsung, metode deflasi langsung, dan metode deflasi komponen pendapatan. Tiga yang pertama diterapkan dalam perhitungan PDB menurut pendekatan produksi, sedangkan yang terakhir digunakan dalam perhitungan PDB menurut pendekatan pendapatan.
Metode deflasi ganda dalam menghitung nilai tambah dilakukan jika keluaran (output) menurut harga konstan dihitung terpisah dari masukan–antara (intermediate-input) menurut harga konstan.
Metode ekstrapolasi langsung dilakukan dengan menggunakan perkiraan-perkiraan dari perhitungan keluaran menurut harga konstan, atau langsung menggunakan indeks produksi yang sesuai. Metode ini bertolak dari asumsi bahwa keluaran menurut harga konstan berubah sejalan dengan masukan menurut harga konstan.
Metode deflasi langsung dilakukan dengan menggunakan indeks harga implisit dari keluaran atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah menurut harga yang berlaku.
Metode deflasi komponen pendapatan dilakukan dengan cara mendeflasikan komponen-komponen nilai tambah atas pendapatan-pendapatan yang membentuk unsur nilai tambah tersebut, yakni pendapatan tenaga kerja; modal; dan manajemen.
4.2 PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Pendapatan nasional (PN, dalam arti sempit: national income, NI) Indonesia pada tahun 1993, menurut taksiran Biro Pusat Statistik, sebesar Rp106,8 triliun. Sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Prodeuk Nasional Bruto (PNB), untuk tahun yang sama, masing-masing Rp139,6 triliun dan Rp133,4 triliun. Ini berarti pembangunan jangka panjang tahap pertama ekonomi indonesia tumbuh dengan laju rata-rata 6,82 % per tahun. Sementara itu perhitungan Bank Dunia diperkirakan, antara tahun 1992 dan 2000 perekonomian indonesia akan tumbuh dengan sekitar 5,2-5,9 persen rata-rata per tahun. Bertolak dari angka-angka pertumbuhan ekonomi inilah Bank Dunia menilai prestasi pembangunan indonesia merupakan salah satu yang terbaik di jajaran negara-negara yang berkembang. Pertumbuhan ekonomi ini pula yang pada tahun 1993 mengantarkan indonesia menjadi “macan” ekonomi baru di asia.
4.3 PENDAPATAN PER KAPITA DAN KEMISKINAN
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan nilai rill produk domestik bruto (gross domestic product), bukan semata-mata menunjukkan peningkatan produk atau pendapatan secara makro. Pertumbuhan ekonomi telah menaikkan pendapatan per kapita masyarakat. Dengan pendapatan per kapita sebesar ini, indonesia menurut Bank Dunia tergolong sebagai negara berpendapatan menengah ke bawah. Pendapatan per kapita memang bukan merupakan satu-satunya tolak ukur untuk menilai tingkat kemakmuran suatu bangsa atau kesejahteraan rakyat sebuah negara.
4.4 STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Struktur ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan dapat dilihat berdasarkan 4 macam sudut tinjauan yaitu:
1. Tinjauan makro-sektoral
2. Tinjauan keruangan
3. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur. Misalnya agraris (agricultural), industrial (industrial), atau niaga (commercial) tergantung pada sektor produksi apa/mana yang menjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan.
Berdasarkan tinjauan keruangan (spasial), suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan/moderen.
Berdasarkan penyelenggaraan kenegaraan menjadi perekonomian yang berstruktur etatis, egaliter, atau borjois.
Berdasarkan tinjauan birokrasipengambilan keputusan, dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang sentarlistis dan yang desentarlistis.
4.4.1 TINJUAUAN MAKRO-SEKTORAL
Dilihat dari makro-sektoral [berdasarkan kontribusi sektor-sektor produksi (lapangan usaha) dalam membentuk produk domestik bruto] perekonomian indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris kini sudah berstruktur industrial.
Jadi, ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian. Dalam kaitan ini berarti struktur ekonomi masih agraris. Akan tetapi penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur yang agraris ke struktur yang industrial.
4.4.2 TINJAUAN LAIN
Pergeseran struktur ekonomi secara makro sektoral ini senada dengan pergeserannya secara spasial. Dilitik dengan kacamata spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur kedesaan/tradisional menjadi kini berstruktur kekotaan/moderen. Kemajuan perekonomian di kota-kota jauh lebih pesat daripada di desa-desa.
Dilihat dengan kacamata politik, sejak awal Orde Baru hingga pertengahan dasawarsa 1980-an perekonomian indonesia berstruktur etatis. Pemerintah atau negara, dengan BUMN-BUMN dan BUMD-BUMD sebagai kepanjangan tangannya, merupakan pelaku utama ekonomi.
Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya, beralasan untuk mengatakan bahwa struktur perekonomian Indonesia selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama sentralistis.
4.5 KONSEP-KONSEP PENDAPATAN DITINJAU KEMBALI
Sejak beberapa tahun terakhir, konsep pendapatan nasional gencar digugat. Konsep konvensional yang ada dianggap kurang memadai untuk konteks sekarang. Terutama dalam kaitan dengan isu lingkungan hidup atau paradigma pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Konsep pendapatan nasional yang selama ini diterapkan dianggap belum memasukkan faktor biaya kerusakan lingkungan di dalam penghitungannya. Akibatnya, bukan saja angka pendapatan nasional yang dihasilkan berlebihan (over-counted), tapi juga menyebabkan orang menjadi kurang peduli akan lingkungan hidup.
Read More ...
BAB 3. SISTEM EKONOMI INDONESIA
3.1 PENGERTIAN SISTEM
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat, untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan; makhluk-makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau sistem lingkungan; barang atau alat, untuk suatu sistem peralatan; data, catatan, atau kumpulan fakta, untuk suatu sistem informasi; atau bahkan kombinasi dari subjek-objek tersebut.
Perangkat kelembagaan meliputi lembaga atau wadah tempat subjek atau (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) jadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi.
Keserasian hubungan antar subjek (antarobjek) termasuk bagian atau syarat sebuah sistem karena, sebagai suatu “organisasi”, setiap sistem tentu mempunyai tujuan tertentu. Guna membentuk dan memelihara keserasian itu maka diperlukan kaidah atau norma-norma tertentu yang harus dipatuhi oleh subjek-subjek (objek-objek) yang ada dalam bekerja dan berhubungan satu sama lain. Bisa berupa aturan dan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antarorang.
3.2 SISTEM EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai objek; barang-barang ekonomi sebagai objek; seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis). Jadi dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat.
Sejarah mencatat, negara-negara yang berideologi politik liberalisme dengan rejim pemerintahan yang demokratis, pada umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar.
Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas, sehingga bisa dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan sudut tinjauan seperti:
1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
2. Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya
3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya
3.3 KAPITALISME DAN SOSIALISME
Secara garis besar, dikenal dua macam sistem ekonomi yang ekstrem, sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis.
Sistem ekonomi kapitalis mengakui pimilikan individual atas sumber daya-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi.
Sistem ekonomi sosialis adalah sumber daya ekonomi atau faktor produksi sebagai milik negara.
Diantara kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut, terdapat sebuah sistem lain yang merupakan “campuran” antara keduanya, dengan berbagai variasi kadar dominasinya, dan juga dengan berbagai variasi nama istilahnya sistem ekonomi campuran.
3.4 PERSAINGAN TERKENDALI
Berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalistik. Indonesia mengakui pemilikan individual atas faktor-faktor produksi; kecuali untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi secara konstitusional, sistem ekonomi indonesia bukan kapitalisme dan bukan pula sosialisme.
Sehubungan dengan persaingan antarbadan-usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki bidang usaha tertentu. Namun untuk menghindari persaingan tak sehat dalam pasar barang tententu yang sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka prioritas-prioritas bidang usaha.
Jadi pada kesimpulannya, bahwa iklim persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di indonesia bukanlah persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
3.5 KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur kapitalisme dan sosialisme terkandung dalam pengorganisasian ekonomi indonesia. Seseorang bisa melihat dari dua pendekatan. Pertama adalah dengan pendekatan faktual-struktural, yakni setelah menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan sejarah, dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan pendekatan faktual-struktural, dapat digunakan kesamaan agregat Keynesian yang berumuskan Y = C + I + G + (X - M). Dalam formula ini berarti produk atau pendapatan nasional dirinci menurut penggunaan atau sektor pelakunya. Kesamaan ini merupakan rumus untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran.
Dengan pendekatan dapat dipelajari, betapa bangsa atau masyarakat kita tidak pernah dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang terlalu berat ke kapitalisme ataupun sangat bisa ke sosialisme.
Read More ...
Langganan:
Postingan (Atom)