Pilih Karyawan atau Pengusaha?

Setiap pilihan itu pasti mempunyai keuntungan dan resikonya masing masing. Keuntungan menjadi seorang karyawan antara lain, bisa mendapatkan gaji tetap, ada tambahan tunjangan pensiun, serta memiliki status sosial di masyarakat karena jabatan yang dimiliki sebagai seorang karyawan di perusahaan tertentu. Meskipun demikian, bukan berarti menjadi seorang karyawan tidak memiliki resiko. Karyawan juga memiliki resiko yang sewaktu-waktu menghadang, walaupun tidak sebesar resiko pelaku usaha. Misalnya saja resiko terkena PHK, penghasilan yang pas-pasan, serta terikat dengan peraturan perusahaan. Resiko lain yang sering terjadi pada karyawan yaitu munculnya kejenuhan atau stress kerja karena tugas atau pekerjaan mereka sehari-hari. Selain itu menjadi seorang karyawan juga menyita banyak waktu, karena karyawan harus bekerja sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan perusahaan.
Lain halnya dengan kita menjadi seorang pengusaha, pekerjaan seorang pengusaha tidak dibatasi oleh waktu maupun aturan. Dengan menjadi seorang pengusaha, kita bisa bebas menentukan pola kerja, bebas menentukan peluang usaha yang sesuai dengan minat dan bakat, bebas menentukan target pendapatan yang diinginkan, serta bebas menentukan kebijakan yang terbaik bagi usaha. Namun dibalik banyaknya keuntungan yang diperoleh, menjadi seorang pengusaha juga memiliki resiko yang tidak sedikit. Misalnya resiko penghasilan yang tidak tetap, ada kalanya untung besar namun ada kalanya pula harus rugi karena omset usaha menurun. Disamping itu, menjadi seorang pengusaha sukses juga tidak mudah, karena tidak ada jaminan pasti bahwa semua orang yang memulai usaha bisa sukses. Butuh modal dan strategi bisnis yang matang untuk memenangkan persaingan pasar yang ada, karena dalam dunia bisnis persaingannya sudah sangat ketat.
Menjadi seorang karyawan maupun menjadi seorang pengusaha, masing-masing memiliki keuntungan dan resiko yang berbeda. Ada sebagian orang yang berani mengambil resiko dengan memilih menjadi seorang pengusaha, tapi ada juga sebagian orang yang belum berani mengambil resiko dan memilih posisi aman dengan menjadi seorang karyawan.
Jadi jika saya diberi pilihan lebih memilih menjadi karyawan atau pengusaha, jawaban saya adalah untuk sekarang ini saya lebih memilih untuk menjadi seorang karyawan. Karena untuk menjadi seorang pengusaha kita membutuhkan modal yang cukup untuk memulai suatu usaha yang akan kita jalani.

Read More ...
0

Makna Sukses

Perubahan kearah yang baik adalah menuju kesuksesan yang merupakan dambaan setiap orang, namun ada kalanya tidak semua perubahan itu berjalan dengan mulus seperti apa yang dicita-citakan oleh setiap orang. Setiap kesuksesan yang terjadi pastilah diawali dengan kegagalan dan rintangan yang dihadapi yang semua itu adalah cobaan-cobaan agar orang tersebut sudah tahan dengan kegagalan tersebut.
Makna dari sukses itu adalah suatu impian atau tujuan yang kita inginkan telah tercapai dengan usaha dan kerja keras yang dijalani dalam hidupnya dalam mencapai kesuksesan dan keinginan tersebut berupa hal yang positif baik untuk diri sendiri dan orang lain dan bisa disebut sukses apabila kesuksesan itu bermanfaat bagi orang lain disekitar kita, kesuksesan itu tidak hanya berupa materi, tapi kesuksesan itu bisa berupa non materi. Tidak hanya dari pengertian itu saja makna dari kata sukses, semua orang pasti mempunyai pengertian dan pendapat yang berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa sukses itu berawal dari mimpi, sukses itu selalu bermula dari proses belajar, sukses itu pengembangan diri yang bisa diumpamakan “Tiada kesuksesan tanpa melalui proses pengembangan potensi diri”, sukses itu adalah proses bukan hasil, sukses itu sebuah perjalanan bukan tujuan, sukses adalah penggunaan maksimal segenap potensi, bakat dan kemampuan, sukses itu cukup sedikit diatas rata-rata dan masih banyak pendapat lainnya. Jadi apapun arti sukses menurut pendapat orang yang berbeda-beda, yang jelas sukses yang ditetapkan dan akan diraih haruslah memiliki nilai dan berkah serta manfaat ke sebanyak mungkin orang. Karena jika tidak, maka sukses yang diraih hanya akan menjadi bumerang jika tidak dibarengi dengan pengembangan diri yang terus menerus.
Adapun makna kata sukses adalah apabila seseorang dapat menggapai cita-citanya, tidak harus ilmu atau pun yang berhubungan dengan harta, tapi bisa juga yang lainnya, seperti: kita dapat menggapai cita-cita kita untuk membahagiakan orang tua. Seseorang dapat dikatakan sukses bila dia dapat berguna bagi orang lain, bila dia dapat membahagiakan orang lain, tidak egois, mempunyai jiwa sosial yang tinggi pula, dan jika berpikir lebih dalam lagi makna sukses sebenarnya adalah jika pemahaman tentang sukses oleh diri kita dengan kehendak Allah telah seiring dan sejalan, orang yang menerima hidup apa adanya, menerima segala tantangan, kokoh pada prinsipnya, mampu beradaptasi, maka hendaknya kesuksesan itu bukanlah sesuatu yang hanya bersifat pada duniawi saja, tetapi harus juga menyertakan aspek surgawi dalam membuat ukuran satu kesuksesan dan hingga pada akhirnya ia meraih kesuksesan dari semua itu dapat disebut juga sebagai orang yang sukses, walaupun mungkin kenyataan yang diperoleh justru malah sebaliknya (gagal, walaupun sudah berusaha) ia juga dapat dikatakan sebagai orang yang sukses atau mungkin lebih tepatnya adalah pribadi yang sukses.
Dari makna sukses pun ada hal negatif dan hal positif, berikut beberapa hal negatif akibat dari kesuksesan yaitu lupa akan jasa-jasa yang pernah membantu mereka dalam mencapai kesuksesan, lupa akan sang pencipta yaitu Allah dalam bersyukur atas impian dan tujuannya yang telah tercapai, kesuksesannya tidak bermanfaat atau tidak dapat membantu orang lain melainkan hanya untuk kepuasan diri sendiri, dan lain-lain. Adapun hal positif kesuksesan yaitu bersyukur atas apa yang dicapai dalam menggapai impian dan tujuan hidupnya kepada sang pencipta, kesuksesan tersebut dapat membantu orang lain sehingga bermanfaat dan lain-lain. Menggapai kesuksesan itu memerlukan kesabaran dan perjuangan beserta doa, menggapai sukses itu harus baik dipandang orang lain maupun Allah, sehingga timbul kejujuran dalam menggapai tujuan yang diinginkan, maka tidak ada kata putus asa dalam meraih kesuksesan.

Read More ...
0

Artikel Ekonomi Kerakyatan

Sebagian masyarakat Indonesia hidup pada posisi menengah ke bawah. Tidak usah menyebut angka, tetapi sebagian besar orang sudah mengakui. Yang disebut menengah, artinya dalam posisi hidup di tengah, disebut kaya dia tidak miskin, disebut miskin dia juga tidak kaya. Menengah ke atas bolehlah disebut agak kaya, karena kenikmatan hidup boleh dibilang sejahtera. Dia tidak perlu ngutang sana ngutang sini guna mengisi kebutuhan sehari-harinya. Kalaupun ngutang, sudah terencana agar bisa memercepat penampilan demi gengsi. Bagi menengah ke bawah, kenikmatan hidup sering dipaksakan agar tercapai tingkat harga diri agar tidak disebut miskin. Ada juga dari kalangan ini "memiskinkan diri" agar memperoleh bantuan pemerintah, baik berupa beras raskin, bantuan langsung tunai, beasiswa sekolah maupun berbagai dana non pemerintah yang mungkin menghampirinya.


Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dan sebagainya, yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya. Ekonomi Kerakyatan merupakan benteng Ekonomi Indonesia disamping untuk mendukung kemadirian bangsa dan ketahanan bangsa dari “jajahan” bangsa asing di Era Super Modern.

Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM (alm) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguhpada ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubung-hubungkan sentra-sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga-lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli.
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk (entry point) bagi terselenggarakannya sistem ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang = Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya, Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme, persaingan yang berkeadilan (fair competition), Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah, Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap, Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan, usaha pertanian rakyat serta peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat
merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten sampai ke tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat control birokrasi terhadap masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan politik di tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif dan partisiporis di tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan birokrasi kampung dan Distrik agar memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.

Read More ...
Back to Top